Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut
akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV memengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.
Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga
tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah
geografis tempat hidup pasien.
berikut tanda-tanda HIV yang bersifat umum yang bisa kita kenali dengan mudah :
- Berat badan menurun drastis lebih dari 10% dalam sebulan, atau menjadi kurus tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas.
- Menderita demam berkepanjangan hingga lebih dari satu bulan.
- Menurunnya kesadaran dan gangguan neurologis.
- Demensia/HIV ensefalopati.
- Menderita diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan, ini menyebabkan tubuh lemas dan kekurangan cairan.
Selain gejala umum ada juga gejala awal HIV AIDS yang bersifat khusus
bisa anda kenali pada seseorang yang terkena penyakit HIV AIDS, berikut
gejala awal penyakit HIV AIDS yang bersifat khusus itu :
- Menderita batuk yang kuat dan terus-menerus selama lebih dari satu bulan.
- Mengalami herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang.
- Timbul juga herpes simpleks kronis progresif.
- Terdapat infeksi jamur berulang kali pada alat kelamin wanita.
- Dermatitis generalisata.
- Kandidias orofaringeal.
- Limfadenopati generalisata.
- Retinitis virus sitomegalo.
PENYEBAB AKIBAT KOMPLIKASI PENYAKIT
Penyakit paru-paru utama
Meskipun
munculnya penyakit ini di negara-negara Barat telah berkurang karena
digunakannya terapi dengan pengamatan langsung dan metode terbaru
lainnya, namun tidaklah demikian yang terjadi di negara-negara
berkembang tempat HIV paling banyak ditemukan. Pada stadium awal infeksi
HIV (jumlah CD4 >300 sel per µL), TBC muncul sebagai penyakit
paru-paru. Pada stadium lanjut infeksi HIV, ia sering muncul sebagai
penyakit sistemik yang menyerang bagian tubuh lainnya (tuberkulosis
ekstrapulmoner). Gejala-gejalanya biasanya bersifat tidak spesifik
(konstitusional) dan tidak terbatasi pada satu tempat.
Penyakit saluran pencernaan utama
Pada beberapa kasus, diare
terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan yang digunakan untuk
menangani HIV, atau efek samping dari infeksi utama (primer) dari HIV
itu sendiri. Selain itu, diare dapat juga merupakan efek samping dari antibiotik yang digunakan untuk menangani bakteri diare (misalnya pada
Clostridium difficile). Pada stadium akhir infeksi HIV, diare diperkirakan merupakan petunjuk terjadinya perubahan cara saluran pencernaan menyerap nutrisi, serta mungkin merupakan komponen penting dalam sistem pembuangan yang berhubungan dengan HIV.
Penyakit syaraf dan kejiwaan utama
Kompleks demensia AIDS adalah penyakit penurunan kemampuan mental (demensia) yang terjadi karena menurunnya metabolisme sel otak (ensefalopati metabolik) yang disebabkan oleh infeksi HIV; dan didorong pula oleh terjadinya pengaktifan imun oleh makrofag dan mikroglia pada otak yang mengalami infeksi HIV, sehingga mengeluarkan neurotoksin.
Kerusakan syaraf yang spesifik, tampak dalam bentuk ketidaknormalan
kognitif, perilaku, dan motorik, yang muncul bertahun-tahun setelah
infeksi HIV terjadi. Hal ini berhubungan dengan keadaan rendahnya jumlah
sel T CD4
+ dan tingginya muatan virus pada plasma darah.
Kanker dan tumor ganas (malignan)
Kanker getah bening tingkat tinggi (limfoma sel B) adalah kanker yang menyerang sel darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening, misalnya seperti limfoma Burkitt (
Burkitt's lymphoma) atau sejenisnya (
Burkitt's-like lymphoma),
diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL), dan limfoma sistem syaraf pusat primer, lebih sering muncul pada pasien yang terinfeksi HIV. Kanker ini seringkali merupakan perkiraan kondisi (prognosis) yang buruk. Pada beberapa kasus, limfoma adalah tanda utama AIDS. Limfoma ini sebagian besar disebabkan oleh virus Epstein-Barr atau virus herpes Sarkoma Kaposi.
Infeksi oportunistik lainnya
Pasien AIDS biasanya menderita infeksi oportunistik dengan gejala tidak spesifik, terutama demam ringan dan kehilangan berat badan. Infeksi oportunistik ini termasuk infeksi
Mycobacterium avium-intracellulare dan virus sitomegalo.
Virus sitomegalo dapat menyebabkan gangguan radang pada usus besar
(kolitis) seperti yang dijelaskan di atas, dan gangguan radang pada
retina mata (
retinitis sitomegalovirus), yang dapat menyebabkan kebutaan. Infeksi yang disebabkan oleh jamur
Penicillium marneffei, atau disebut Penisiliosis, kini adalah infeksi oportunistik ketiga yang paling umum (setelah tuberkulosis dan kriptokokosis) pada orang yang positif HIV di daerah endemik Asia Tenggara.